Oleh: Syamril
Apa yang membuat manusia terjatuh dalam perbuatan yang merusak diri dan orang lain seperti pencurian, korupsi, pembunuhan, perzinahan, penindasan dan kezhaliman lainnya? Ada empat sifat yang dapat disingkat SeSSA (Bahasa Bugis yang artinya menyusahkan). Apa saja itu? Serakah, Sombong, Syahwat, dan Amarah.
Pertama yaitu serakah. Serakah terjadi karena manusia lebih memperturutkan keinginan daripada kebutuhan. Gaji besar tidak akan cukup karena keinginannya lebih besar. Akhirnya melakukan korupsi seperti kasus di Pertamina yang lagi ramai di media. Bagaimana mengatasinya? Agama mengajarkan untuk bersifat qana’ah atau merasa cukup dan bersyukur dengan apa yang ada. Tentu diawali dengan kemampuan membedakan antara keinginan dan kebutuhan.
Serakah juga dapat diatasi dengan banyak melihat kehidupan orang-orang yang kurang beruntung. Harapannya muncul rasa syukur dan keinginan berbagi. Juga bisa diatasi dengan banyak mengingat kematian. Semuanya akan ditinggal pergi. Semuanya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Harta yang banyak hanya akan menjadi masalah di dunia dan akhirat jika diperoleh secara haram.
Kedua, yaitu sombong. Menurut Rasulullah ada dua ciri orang sombong yaitu merendahkan orang lain dan menolak kebenaran. Merendahkan orang lain karena memiliki kelebihan harta, tahta, asal usul keturunan dan gelar akademik. Menolak kebenaran karena merasa lebih pintar, lebih hebat dan lebih berkuasa.
Bagaimana mengatasinya? Sombong akan hilang jika ada kesadaran dalam diri bahwa segala kelebihan yang dimiliki bersifat sementara. Tidak kekal abadi. Banyak yang sebelumnya kaya menjadi miskin. Banyak yang punya tahta dan jabatan menjadi rakyat biasa. Semua sementara. Kehormatan yang abadi bukan dari harta dan tahta tapi dari takwa dan akhlaqul karimah.
Juga perlu kesadaran bahwa segala kelebihan yang dimiliki adalah anugrah dari Allah. Kisah Nabi Sulaiman di dalam Al Quran bisa jadi pelajaran. Beliau Nabi, Raja, kaya raya dan mampu mengendalikan angin, hewan dan jin. Saat dipuji kelebihannya Nabi Sulaiman berucap “ini semua anugrah dari Tuhanku untuk menguji apakah aku bersyukur atau kufur”.
Ketiga yaitu syahwat yang tidak terkendali khususnya kepada lawan jenis. Hidup di era sekarang sangat banyak godaan. Jika tidak hati-hati dapat menjerumuskan pada pergaulan bebas. Wujudnya berupa perselingkuhan dan perzinahan yang merusak rumah tangga dan mengakibatkan perceraian.
Bagaimana cara mengatasinya? Menjaga pergaulan antar lawan jenis dan menjaga pandangan. Saling setia sebagai suami-istri dan menguatkan iman kepada Allah. Tanamkan dalam diri dan jiwa bahwa zina adalah dosa besar dan dibenci oleh Allah.
Keempat yaitu amarah. Tidak mampu mengendalikan emosi sehingga berbuat melampaui batas. Menyakiti orang lain secara verbal maupun fisik. Kata-kata kasar yang keluar saat marah dapat menyakiti hati orang lain. Dampaknya merusak hubungan persaudaraan dan pertemanan. Jika tindakannya berlebihan dapat menyakiti badan, melukai bahkan menyebabkan terjadinya pembunuhan.
Bagaimana mengatasinya? Perlu berlatih menahan diri. Berpikir sebelum bertindak. Hindari merespon langsung pemicu kemarahan. Ambil jeda melalui tarikan nafas atau diam minimal 6 detik. Rasulullah mengajarkan jika berdiri maka duduklah. Jika duduk maka berbaringlah. Atau ambil wudhu dan shalat. Juga tanamkan dalam diri bahwa menahan amarah adalah sifat mulia, perintah Allah dan Rasul Nya dan jalan untuk meraih surga.
Bulan Ramadhan datang dengan perintah puasa sebulan penuh. Puasa melatih diri agar tidak serakah, tidak sombong, dapat mengendalikan nafsu syahwat dan amarah. Jika dapat melaksanakan puasa dengan baik maka akan punya perisai dari segala keburukan perilaku yang merusak diri dan orang lain. Rasulullah bersabda: “Puasa adalah perisai, …” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Makassar, 3 Maret 2025