Oleh: Syamril
Suatu hari saya mewawancarai seorang guru yang akan dipromosi menjadi Wakil Kepala Sekolah. Setelah menggali banyak hal saya tanyakan pertanyaan filosofis “Apa yang Anda cari di Athirah?” Jawabannya sungguh membuat saya kaget. “Saya sedang mengumpulkan bekal untuk akhirat”, jawabnya.
Saya merinding dan terharu mendengar jawaban itu. Sudah banyak orang yang saya wawancara dan tanyakan hal yang sama. Baru kali ini jawabannya membuat saya tersentak. Memang demikianlah perintah Allah dalam firman Nya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS. Al Qashshash: 77).
Apa bekal untuk akhirat? Ada 4 bekal yang dibutuhkan yang dapat disingkat dalam kata PASRah yaitu Pahala, Ampunan, Syafa’at Rasulullah, dan Rahmat Allah. Bagaimana cara mendapatkan PASRah tersebut? Melalui aktivitas ibadah dalam arti luas. Bukan hanya ibadah khusus tapi juga ibadah umum termasuk bekerja. Bukankah tujuan penciptaan manusia untuk beribadah kepada Allah? Allah berfirman: “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku” (Q.S. Ar Ra’du: 11).
Bekerja untuk mencari bekal akhirat, itulah makna sejati kerja ibadah. Selama ini kerja dan ibadah seolah-seolah terpisah. Kerja mencari uang, jabatan, penghargaan, pengembangan dan aktualisasi diri. Ibadah mencari pahala melalui aktivitas khusus seperti shalat, dzikir, do’a, membaca Al Qur’an, puasa, zakat, infak, sedekah, haji dan umrah.
Pada konsep kerja ibadah, keduanya jadi menyatu. Aktivitas bekerja bernilai ibadah. Bekerja tidak hanya menghasilkan uang dan lainnya, tapi juga berpahala. Pondasi kerja ibadah adalah iman dan takwa. Dengan iman kepada Allah maka bekerja menjadi persembahan kepada Allah. Agar bernilai ibadah maka syarat utamanya yaitu niat yang ikhlas karena Allah. Rasulullah bersabda “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya”.
Itu syarat wajib tapi belum cukup. Minimal ada dua syarat lagi sesuai dengan sub nilai Kerja Ibadah pada Jalan Kalla yaitu profesional dan integritas. Ciri orang yang bekerja secara profesional yaitu bekerja dengan mengerahkan kemampuan terbaik untuk meraih hasil yang terbaik. Bekerja dengan keras, cerdas, mawas, tuntas dan berkualitas. Jadi inputnya bekerja ikhlas, prosesnya bekerja keras, cerdas, mawas dan tuntas. Outputnya berkualitas.
Selanjutnya butuh integritas. Cirinya suci dan sesuai dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Suci berarti memikirkan, mengatakan dan melakukan hal yang benar bukan sesuatu yang dilarang. Sesuai pikiran, perkataan dan perbuatan berarti jujur, amanah, tanggung jawab, dan menepati janji dalam bekerja.
Jika bekerja dilandasi iman takwa, profesional, dan integritas maka bekal untuk dunia dan akhirat akan dapat diraih. Akan dapat materi, promosi, pengembangan kompetensi, dan apresiasi untuk bekal kehidupan dunia. Juga dapat Pahala, Ampunan, Syafa’at Rasulullah dan Rahmat Allah (PASRah). Rasulullah bersabda: “Barangsiapa kelelahan karena habis bekerja, maka ia akan mendapatkan ampunan.” (HR. ath-Thabrani).
Pada bulan Ramadhan ini kita bekerja dalam keadaan berpuasa. Secara simultan melakukan ibadah umum (bekerja) dan ibadah khusus (puasa). Harapannya melatih integrasi kerja dan ibadah serta menguatkan implementasi kerja ibadah dalam kehidupan.
Makassar, 5 Ramadhan 1446 H