Makassar,29 Oktober 2025,redaksimedia.com-Memasuki usia ke-14, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)berkomitmen untuk menjaga stabilitas sektor keuangan Di tengah ketidakpastian ekonomi global. OJK menempatkan kepercayaan publik sebagai pilar utama keberlangsungan industri.
Otoritas Jasa Keuangan memiliki peran yang sangat strategis dalam menjaga Stabilitas Ekonomi di indonesia.
Perkembangan perekonomian tidak terlepas dari sektor industri jasa keuangan yang memiliki peran vital dalam menjaga perekonomian Indonesia dengan layanan yang mendukung kelancaran arus dana, investasi, dan transaksi keuangan.
Di usia 14 tahun ini tantangan OJK justru semakin kompleks. Namun lembaga ini menegaskan arah kebijakannya tetap menjaga stabilitas keuangan sekaligus melindungi konsumen agar sistem keuangan nasional tetap dipercaya publik.
Berdasarkan Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 1 Oktober 2025 menilai stabilitas Sektor Jasa Keuangan (SJK) tetap terjaga.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar Mengatakan Perkembangan di negara utama menunjukkan kondisi yang beragam. OECD merevisi pertumbuhan ekonomi global lebih kuat dari perkiraan di awal 2025, didukung oleh front loading (percepatan produksi dan perdagangan) sebelum kenaikan tarif. Sementara itu, tensi perang dagang dalam tren menurun, meskipun kemungkinan flare up tensi perang dagang dan geopolitik masih cukup tinggi.
Di dalam negeri, kinerja perekonomian domestik masih terjaga dengan PMI Manufaktur masih di zona ekspansi dan surplus neraca perdagangan yang meningkat. Meskipun demikian, perlu dicermati perkembangan permintaan domestik yang masih perlu didorong seiring dengan moderasi inflasi, tingkat kepercayaan konsumen, serta tingkat penjualan ritel, semen, dan kendaraan.
Kinerja perekonomian domestik masih terjaga memberikan dampak positif terhadap perekonomian di Sulawesi,Maluku dan Papua.
Sektor Jasa Keuangan Di Sulampua Tetap Stabil Dan Berperan Aktif Mendorong Ekonomi Daerah

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat menilai sektor jasa keuangan di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) tetap stabil dan terus menunjukkan peran aktif dalam menggerakkan roda perekonomian daerah. Kepala Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Selatan dan Barat Moch.Muchlasin mengatakan Komitmen OJK dalam menjaga stabilitas SJK di wilayah Sulampua tercermin dari kinerja positif sektor perbankan, pasar modal, dan industri keuangan non bank yang secara bersama menjaga kelancaran fungsi intermediasi dan memperluas akses layanan keuangan bagi masyarakat.
Berdasarkan Tabel ini Sektor perbankan di Sulampua tetap terjaga stabil, tercermin dari pertumbuhan Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Kredit yang mencatatkan pertumbuhan positif. Pada posisi Agustus 2025, aset perbankan tumbuh sebesar 5,22 persen (yoy) mencapai Rp 562,40 triliun. Penghimpunan DPK di Sulampua tercatat mencapai Rp352,85 triliun atau tumbuh sebesar 4,01 persen (yoy). Pertumbuhan DPK pada periode Agustus 2025 melambat dibandingkan Agustus 2024, namun lebih tinggi dibandingkan posisi Desember 2024. Berdasarkan portofolio DPK didominasi oleh tabungan (57,31 persen). Kondisi ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan tetap terjaga, didukung preferensi untuk menyimpan dana dalam bentuk tabungan yang lebih likuid.
Penyaluran kredit perbankan di wilayah Sulampua pada Agustus 2025 tumbuh sebesar 4,02 persen (yoy) dengan total mencapai Rp440,97 triliun. Pertumbuhan tersebut menunjukkan aktivitas intermediasi yang tetap berjalan dimana Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 124,97 persen, meskipun pertumbuhan mengalami moderasi dibandingkan tahun sebelumnya. Perlambatan terutama dipengaruhi oleh kontraksi penyaluran kredit pada segmen kredit modal kerja. Namun, sektor perbankan tetap menjaga kualitas kredit dengan rasio Non Performing Loan (NPL) yang terjaga pada level 2,80 persen.
Perkembangan Sektor Pasar Modal di Sulampua
Tak hanya itu,Pada sektor Pasar Modal, jumlah investor di wilayah Sulampua terus menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan. Per Agustus 2025, jumlah Single Investor Identification (SID) tercatat mencapai 1.157.386 SID, atau meningkat sebesar 25,57 persen secara tahunan (yoy). Mayoritas investor pasar modal di wilayah Sulampua tercatat memiliki portofolio pada instrumen Reksa Dana. Namun demikian, pertumbuhan SID tertinggi justru tercatat pada instrumen saham yakni sebesar 34,56 persen (yoy). Pertumbuhan ini mengindikasikan semakin kuatnya minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar saham. Adapun akumulasi nilai transaksi saham sampai dengan Agustus 2025 (ytd) tercatat sebesar Rp41,91 triliun.
Stabilitas Ekonomi Terjaga,Kota Makassar Menjadi Magnet Investasi Di KTI

Sektor Jasa Keuangan di Sulampua Tumbuh Positif mendorong Investasi di Kota Makassar.
Walikota Makassar Munafri Arifudin Mengatakan Kota Makassar terus menunjukkan daya tariknya sebagai magnet investasi di kawasan Indonesia timur. Realisasi investasi pada 2024 mencapai Rp38,8 triliun, dan pada semester pertama 2025 sudah menyentuh Rp33 triliun.
“Sangat pentingnya peran lembaga keuangan sebagai penopang utama pertumbuhan ekonomi sekaligus penguat sektor UMKM,” Ungkap Munafri Arifuddin, saat membuka kegiatan Financial Expo (FinExpo) 2025, sebagai rangkaian Bulan Inklusi Keuangan (BIK) yang digelar OJK Sulselbar bersama Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) Sulselbar, di Trans Studio Mall, Jalan Metro Tanjung Bunga, Sabtu (4/10/2025).
Munafri menekankan pentingnya literasi keuangan bagi masyarakat. Menurutnya, masih banyak warga yang belum memahami cara mengakses lembaga keuangan secara tepat. Hal ini kerap berujung pada masalah sosial hingga persoalan hukum.
“Banyak yang bilang uang gampang didapat, tapi faktanya susah dicari. Kesalahan dalam mengakses lembaga keuangan bisa berakibat fatal,” ujarnya.
“Karena itu, saya sangat berharap masyarakat memanfaatkan FIN Expo untuk bertanya dan menggali pengetahuan dari para institusi keuangan yang hadir,” lanjut Appi.
Ia mengapresiasi langkah OJK dan seluruh elemen jasa keuangan yang terlibat dalam kegiatan ini. Menurutnya, edukasi keuangan yang baik akan membantu masyarakat lebih bijak dalam mengelola keuangan sekaligus memperkuat perekonomian daerah.
Munafri menekankan peran strategis lembaga keuangan dalam mendorong pertumbuhan UMKM di Makassar.Appi menyebut, dukungan pembiayaan yang sehat dapat meningkatkan daya saing pelaku usaha kecil menengah, sekaligus memberi dampak positif pada perekonomian Sulawesi Selatan.
Dimana, disebutkan UMKM yang kuat berarti ekonomi, semakin kokoh. Apalagi realisasi investasi di Makassar pada 2024 telah mencapai Rp38,8 triliun, dan pada semester pertama 2025 sudah menyentuh Rp33 triliun.
“Ini menunjukkan Makassar terus menjadi daya tarik investasi di Indonesia timur. Maka, lembaga keuangan harus menjadi supporting system yang tidak bisa dipisahkan dari iklim investasi,” jelasnya.
Wali Kota menegaskan, posisi strategis Makassar sebagai pintu gerbang Indonesia timur menempatkan kota ini sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang harus dijaga bersama.
“Karena itu, saya berharap sinergi pemerintah kota dengan lembaga keuangan terus diperkuat untuk mendorong masuknya lembaga perbankan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” harap Appi.
14 Tahun Peran OJK Dalam Menjaga Stabilitas Ekonomi Dari Pandangan Akademisi Ekonomi Perbankan

Dosen Ekonomi Dan Perbankan Universitas Muhamadiyah Makassar dan juga Pengamat Ekonomi Sutarto Tui mengatakan Keberadaan Lembaga Otoritas Jasa Keuangan selama ini mampu melakukan stabilitas perekonomian di Indonesia dan secara khusus di Sulawesi Selatan dan barat.Tak hanya Itu Lembaga Otoritas Jasa Keuangan secara aktif menjaga dan melakukan pengawasan terhadap perbankan dan industri jasa keuangan di wilayah sulawesi selatan dan barat.
“Saya melihat selama 14 tahun ini OJK mampu menjaga Stabilitas Perekonomian di Indonesia,khususnya di Sulawesi Selatan dan barat.
Sektor-sektor perbankan dan industri jasa keuangan tumbuh positif dan sehat dalam menopang ekonomi masyarakat Sulsel.”ujarnya.”
Sutarto Tui Meminta Otoritas Jasa Keuangan Lebih Efektif dalam melakukan Sosialisasi tentang literasi keuangan kepada masyarakat umum dan Mahasiswa serta pelajar di wilayah Sulawesi Selatan dan Barat.
Hal ini mengingat OJK mengajak dan menghimbau masyakat untuk menabung di Bank melalui Program “Ayo menabung”. Sementara di sisi lain sebagian masyarakat belum paham tentang bunga bank dengan angka Inflasi daerah.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan–Sulawesi Barat (Sulselbar), Moch. Muchlasin, menegaskan Kota Makassar memiliki posisi strategis sebagai barometer pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan sekaligus Indonesia timur.
Menurut Muchlasin, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Makassar menyumbang sekitar 34,84 persen dari total PDRB Sulawesi Selatan. Angka tersebut menunjukkan sepertiga perekonomian provinsi ini terkonsentrasi di Kota Makassar.
“Kota Makassar bukan hanya barometer Sulawesi Selatan, tetapi juga barometer Indonesia timur,” ujarnya.
Ia menjelaskan, perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan II 2025 tumbuh 4,94 persen, meski sedikit melambat dibanding periode sebelumnya.
Sedangkan, Pertanian, kehutanan, dan perikanan masih menjadi basis perekonomian dengan kontribusi 24,27 persen.
Sementara itu, sektor jasa keuangan menunjukkan kinerja positif dengan peningkatan aset perbankan sebesar 5 persen, mencapai Rp229 triliun, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 6,44 persen, dan penyaluran kredit naik 4,16 persen.
Di sisi pasar modal, jumlah investor di Sulsel meningkat 17,37 persen dengan lebih dari 343 ribu single investor identification (SID), serta nilai transaksi mencapai Rp16,29 triliun.
“Perusahaan pembiayaan, asuransi, dan dana pensiun di daerah ini juga mencatatkan pertumbuhan signifikan,” jelasnya.
Muchlasin menambahkan, upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan terus dilakukan OJK bersama Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan seluruh industri jasa keuangan.
Melalui FinExpo sendiri dirancang bukan hanya sebagai pameran, melainkan juga ruang interaktif dengan berbagai kegiatan edukasi, business matching, hingga hiburan masyarakat.
Di sini masyarakat bisa langsung membuka tabungan, mengakses pembiayaan, hingga mengenal produk keuangan digital.
“Momentum ini, kami harap bisa menjadi ajakan bagi seluruh pihak untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, serta mengoptimalkan peran sektor jasa keuangan sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi daerah,” tutup Muchlasin.
















